BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai sebuah kitab bukanlah nama dari satuan-satuan terpisah, melainkan nama dari semua yang ada di dalamnya, kumpulan ayat-ayatnya, urutan-urutan suratnya, dan juz-juznya, serta ajaran-ajaran yang terkandung dari setiap lafadz, frasa dan kalimatnya. Menurut Asy-Suyuthy susunan Al-Qur’an dari ayat, surat, dan juz tersebut merupakan cirri khas Al-Qur’an yang tidak ditemukan dalam Kitab-kitab lain yang ada pada masa jahiliyah. Al-Qur’an selanjutnya dipergunakan untuk menunjukkan kalam Allah swt yang diwahyukn kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an sebagai sumber agama Islam terdiri dari tiga bagian yaitu : fungsi Al-Qur’an, Al-Qur’an sebagai firman Allah swt, dan ‘ulum Al-Qur’an dan tafsir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi Al-Qur’an ?
2. Apa yang dimaksud Al-Qur’an sebagai firman Allah swt ?
3. Apa definisi ‘ulum Al-Qur’an dan tafsir ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang fungsi Al-Qur’an.
2. Mengetahui tentang Al-Qur’an sebagai firman Allah swt.
3. Mengetahui definisi ‘ulum Al-Qur’an dan tafsir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Al-Qur’an
Dari sudut isi atau subtansinya, fungsi Al-Qur’an adalah :
1. Al-Huda (petunjuk)
Dalam Al-Qur’an terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Qur’an sebagai petunjuk.
i. Petunjuk bagi manusia secara umum (Q.S Al-Baqarah : 185).
ii. Petunjuk bagi orang yang bertakwa (Q.S Al-Baqarah : 2, Q.S Ali Imran : 138).
iii. Petunjuk bagi orang yang beriman (Q.S Fushilat : 41, Q.S Yunus : 57)
2. Al-Furqan ( pembeda)
Al-Qur’an juga berfungsi sebagai pembeda, yaitu pembeda antara yang haq dan yang bathil, antara yang benar dan yang salah. (Q.S Al-Baqarah : 185)
3. Asy-Syifa’ (obat)
Yaitu Al-Qur’an berfungsi sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada dalam qalbu atau psikolog. (Q.S Yunus : 57).
4. Al-Mu’izzah (nasehat)
Yaitu Al-Qur’an berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang yang bertakwa (Q.S Ali Imran : 138)
Sedangkan fungsi Al-Qur’an dari pengalam dan penghayatan terhadap isinya bergantung pada kualitas ketakwaan individu yang bersangkutan.
B. Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT.
Hakekat Al-Qur’an yaitu bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu atau kalam Allah swt yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Isinya penuh dengan ilmu yang terbebas dari keraguan (Q.S Al-Baqarah : 2), kecurangan (Q.S An-Naml : 1), pertentangan (Q.S An-Nisa’ : 82), kejahilan (Q.S Asy-Syu’ara : 210) dan penjelmaan dari kebenaran, keseimbangan pemikiran dan karunia (Q.S Al-An’am : 155).
Sebagai wahyu, Al-Qur’an bukan pikiran dan ciptaan Nabi Muhammad saw, oleh karena itu, mereka yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu pikiran dan ciptaan Muhammad, tidak benar dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Perdebatan sekitar orentisitas Al-Qur’an sebagai firman Allah swt telah terjadi ketika Al-Qur’an diturunkan. Oleh karena itu, Allah swt menantang kepada para penentang Al-Qur’an untuk membuat satu surat yang semisal dengan Al-Qur’an (Q.S Al-Baqarah : 23). Tantangan tersebut disertai pula dengan ancaman berupa kepastian bahwa manusia tidak akan mampu menciptakan Al-Qur’an (Q.S Al-Baqarah : 24).
C. ‘Ulum Al-Qur’an dan Tafsir
Sejarah dan proses pewahyuan Al-Qur’an tidak diturunkan secara sekaligus, tetapi melalui tahapan-tahapan tertentu secara periodik, sedikit demi sedikit dan ayat demi ayat. Hikmah pewahyuan ini adalah untuk memberikan pemahaman bahwa setiap ayat Al-Qur’an tidak hampa sosial. Sebagian ayat Al-Qur’an merupakan jawaban terhadap berbagai persoalan sosial yang ada dalam kehidupan manusia. Tenggang waktu pewahyuan berlangsung selama kurang lebih 23 tahun, yang terbagi menjadi dua fase. Pertama , berhijrah ke Madinah selama 13 tahun. Kedua, ketika Rasulullah berada di kota Madinah selama 10 tahun. Menurut M. Quraish Shaihab (1996, 4), kosa kata yang terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak 77.439 kata dengan jumlah huruf 323.015. jumlah ayat tersebut dibagi menjadi 554 ruku’ yaitu ditandai dengan huruf ‘ain. Selanjutnya dibagi menjadi 30 juz dan 114 surat. Ke-114 surat yang ada dalam Al-Qur’an dilihat panjang dan pendeknya terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Al-Sab’ah at-tiwal yaitu tujuh surat yang panjang.
2. Al-Mi’un yaitu surat-surat yang memuat sekitar 100 ayat lebih.
3. Al-Matsani yaitu surat-surat yang isinya kurang dari 100 ayat.
4. Al-Mufashal yaitu surat-surat pendek.
Beberapa cara Allah swt menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw :
1. Malaikat memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi.
2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Muhammad berupa seorang laki-laki.
3. Malaikat menampakkan dirinya kepada Muhammad dalam rupanya yang asli.
4. Wahyu datang kepada Nabi Muhammad saw seperti gemerincingnya lonceng.
Adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang masih dalam bentuk garis besar memberikan peluang kepada para mufassir untuk menjelaskannya. Dalam menafsirkan Al-Qur’an, mereka tentu saja menggunakan kaidah-kaidah yang sebagian diambil dari ‘ulum Al-Qur’an. Secara bahasa, tafsir berarti penjelasan dan keterangan, sedang secara istilah ilmu tafsir, menurut Abu Hayan ialah ilmu yang membahas cara melafadzkan lafadz-lafadz Al-Qur’an serta menerangkan makna yang dimaksudnya sesuai dengan petunjuk yang dzahir sebatas kemampuan manusia. Beberapa syarat yang harus dimiliki oleh seorang muslim agar dapat menafsirkan Al-Qur’an adalah :
1. Mengetahui dan memahami bahasa Arab dengan seisinya.
2. Mengetahui asbabunnuzul Qur’an (sebab-sebab turunnya).
3. Mengetahui ilmu qira’ah.
4. Mengetahui tauhid.
5. Mengetahui ilmun nasikh dan mansukh.
6. Mengetahui hadist-hadist Rasul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar